RuangInspirasimu.com – Kami percaya bahwa salah satu hadiah terbaik yang bisa diberikan orang tua kepada anak bukanlah mainan, sekolah mahal, atau rumah besar. Tetapi telinga yang benar-benar mau mendengarkan.
Kita sering mengira sudah mendengarkan anak ketika mereka bercerita. Tapi, coba jujur sejenak, kira kira berapa kali kita benar-benar hadir sepenuhnya? Tidak sambil memegang ponsel, tidak sambil berpikir tentang pekerjaan, dan tidak sambil menyiapkan kalimat nasihat.
Anak-anak sebenarnya tidak selalu butuh solusi dari kita.
Kadang mereka hanya ingin didengar.
Mereka ingin tahu bahwa perasaan mereka diterima, bahwa apa yang mereka alami tidak dianggap remeh.
Ketika orang tua mampu mendengarkan dengan hati,
itulah saat hubungan emosional mulai tumbuh dan kepercayaan terbentuk.
Bagaimana Mendengar dengan Hati, karena Mendengarkan itu Bukan Sekadar Diam
Mendengarkan dengan hati bukan berarti hanya diam ketika anak berbicara.
Ini tentang hadir secara penuh.
Menatap mata anak, memberi bahasa tubuh yang terbuka, dan mengulang beberapa kata mereka sebagai bentuk empati.
Misalnya, ketika anak berkata, “Aku nggak suka teman sekelasku, dia jahat.”
Alih-alih langsung menasihati, “Kamu jangan baper, nanti juga baikan,”
cobalah jawab dengan lembut, “Kamu sedih ya karena dia memperlakukan kamu begitu?”
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dari situ, anak akan merasa diterima.
Mereka merasa aman bercerita lebih dalam.
Di situlah proses memahami dunia emosional anak mulai terbuka.
Sebagai orang tua, kita sering ingin cepat memberi solusi.
Kadang tanpa sadar, kita ingin anak segera “baik-baik saja.”
Tapi mendengarkan dengan hati berarti menunda keinginan untuk memperbaiki,
dan memilih untuk mengalami perasaan bersama mereka dulu.
Ketika anak marah, kecewa, atau takut, biarkan mereka tahu bahwa itu perasaan yang wajar.
Jangan buru-buru menenangkan dengan kalimat “Sudah, jangan nangis.”
Gantilah dengan, “Ayah/Ibu ngerti, itu pasti nggak enak ya rasanya.”
Kata-kata seperti itu kecil, tapi berdampak besar.
Anak belajar bahwa emosi bukan musuh, melainkan bagian dari manusia.
Sumber Berita : Diolah Dari Berbagai Sumber
Halaman : 1 2 Selanjutnya






















