Ruanginspirasimu.com – Ingat, Emosi bisa mempengaruhi keputusan finansialmu, Bayangkan ini, Kamu baru saja mendapatkan bonus tahunan yang cukup besar. Rasanya seperti dunia ada di genggamanmu. Dengan penuh semangat, kamu langsung membuka aplikasi belanja favorit, menambahkan barang impian ke keranjang, atau mungkin tergoda menginvestasikan semuanya ke saham yang sedang naik daun karena FOMO (Fear of Missing Out).
Beberapa bulan kemudian, barang yang kamu beli tidak lagi terasa istimewa, dan saham yang kamu beli tanpa riset ternyata justru turun tajam.
Kamu panik, menjualnya dengan harga rugi, dan berjanji tidak akan mengulangi kesalahan yang sama.
Tapi, apakah benar begitu?
Keputusan keuangan sering kali lebih dipengaruhi oleh emosi dibandingkan logika.
Ketakutan, keserakahan, tekanan sosial, itu semuanya bisa menggiring kita ke keputusan yang kurang bijak.
Dan jika kita tidak menyadarinya, siklus ini bisa terus berulang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Emosi dan Uang, bagaikan Musuh atau Sahabat?
Sebelum memahami cara mengelola emosi dalam keuangan,
kita perlu memahami bagaimana emosi bekerja dalam pengambilan keputusan.
Otak kita memiliki dua sistem berpikir, rasional dan emosional.
Saat berhadapan dengan uang, sering kali sistem emosional kita yang mengambil kendali terlebih dahulu.
Misalnya, pernahkah kamu mendengar seseorang berkata,
“Aku pantas mendapatkan ini” setelah membeli sesuatu yang sebenarnya tidak mereka butuhkan?
Itu adalah contoh bagaimana emosi kita, dalam hal ini keinginan untuk dihargai atau merasa nyaman,
bisa mengarahkan kita untuk mengambil keputusan impulsif.
Contoh lainnya, dalam dunia investasi,
keserakahan sering kali mendorong seseorang untuk membeli saham saat harga tinggi,
karena takut kehilangan peluang.
Sebaliknya, ketakutan membuat orang menjual aset mereka saat pasar sedang turun drastis.
Padahal, keputusan yang lebih bijak justru sebaliknya,
membeli saat harga rendah dan menjual saat harga tinggi.
Mengambil Pelajaran dari Krisis Keuangan
Mari kita ambil contoh nyata dari krisis keuangan 2008.
Banyak investor yang panik dan menjual seluruh aset mereka ketika pasar runtuh.
Namun, mereka yang tetap tenang dan mempertahankan investasinya akhirnya mendapatkan keuntungan besar,
ketika pasar pulih beberapa tahun kemudian.
Ini menunjukkan bahwa mengambil keputusan finansial berdasarkan emosi sesaat,
dapat menyebabkan kerugian jangka panjang.
Ada sebuah cerita tentang seorang pria bernama Iman yang berinvestasi di pasar saham.
Saat pasar naik, dia merasa seperti jenius investasi dan mulai memasukkan semua uangnya tanpa strategi.
Namun, ketika pasar turun, dia panik dan menjual segalanya dengan harga lebih rendah.
Seandainya dia tetap berpegang pada strategi awal dan tidak membiarkan emosinya menguasai,
dia bisa mendapatkan keuntungan besar dalam beberapa tahun.
Bagaimana Mengendalikan Emosi dalam Keuangan?
Jadi, bagaimana caranya agar kita bisa tetap rasional dalam mengambil keputusan finansial?
Pertama, Tetapkan Tujuan Finansial Jangka Panjang,
Saat memiliki tujuan yang jelas, kamu akan lebih mudah menolak godaan sesaat.
Misalnya, jika kamu menabung untuk membeli rumah,
kamu akan berpikir dua kali sebelum membeli barang mahal yang tidak terlalu dibutuhkan.
Selalu Disiplin menggunakan Aturan 24 Jam,
Jika kamu merasa ingin membeli sesuatu secara impulsif, tunda keputusan selama 24 jam.
Setelah waktu berlalu,
tanyakan kembali pada diri sendiri apakah barang tersebut benar-benar dibutuhkan atau hanya keinginan sesaat.
Jangan mudah Terpancing FOMO,
Dalam investasi, jangan pernah membeli sesuatu hanya karena semua orang melakukannya.
Lakukan riset terlebih dahulu dan pastikan keputusanmu berdasarkan data, bukan emosi.
Kemudian selalu membuat Rencana Keuangan dan Konsisten dengan Rencanamu,
Memiliki anggaran yang jelas akan membantumu tetap disiplin,
dan tidak terbawa emosi dalam membelanjakan atau menginvestasikan uang.
Jika merasa ragu atau panik,
berbicaralah dengan perencana keuangan profesional yang bisa memberikan perspektif objektif.
Mengendalikan Emosimu, Jalan untuk Menguasai dan Mengelola Keuanganmu
Mengendalikan emosi dalam pengambilan keputusan finansial bukan berarti menghilangkan emosi sama sekali. Sebaliknya,
ini tentang memahami bagaimana emosi memengaruhi keputusan kita dan menggunakannya secara bijak.
Jangan biarkan keserakahan, ketakutan, atau tekanan sosial mengendalikan uangmu.
Sebaliknya, gunakan logika, rencana, dan kesabaran untuk mencapai kebebasan finansial.
Jadi, saat berikutnya kamu ingin membuat keputusan keuangan besar,
tanyakan pada dirimu sendiri,
“Apakah ini keputusan rasional, atau hanya emosi sesaat yang berbicara?”
Dengan begitu, kamu akan semakin dekat dengan kestabilan dan kebebasan finansial yang sebenarnya.
Sumber Berita : Diolah Dari Berbagai Sumber