Ruanginspirasimu.com – Banyak orang mengira bahwa kesuksesan itu ditentukan oleh kepintaran. Padahal, kalau kamu perhatikan baik-baik, dunia penuh dengan orang cerdas yang tidak kemana-mana, dan orang biasa yang justru melesat jauh. Bedanya bukan pada IQ, tapi pada satu hal yang sering diremehkan yaitu konsistensi.
Dan menariknya, pelajaran tentang konsistensi itu sebenarnya bisa kita temukan setiap hari di dalam rumah, dalam perjalanan kecil menjadi orang tua.
Konsistensi, Pelajaran Hidup yang Pertama Diajarkan Anak pada Kita
Setiap orang tua pasti pernah berada di momen ketika anaknya mulai belajar hal kecil, berjalan, berbicara, menulis, atau sekadar mengancingkan baju.
Mereka gagal berkali-kali.
Mereka jatuh, lalu bangun lagi, kadang menangis, tapi tetap mencoba.
Tidak ada bayi yang menyerah hanya karena jatuh tiga kali.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dan tidak ada orang tua yang marah lalu berkata, “Sudahlah, sepertinya kamu tidak berbakat berjalan.”
Kita tahu, mereka akan bisa asal terus mencoba.
Itulah bentuk paling murni dari konsistensi alami yang lahir dari rasa ingin tumbuh.
Sayangnya, ketika kita tumbuh dewasa, kita justru kehilangan semangat yang dulu dimiliki anak-anak kita.
Kita mulai menghitung kegagalan, mulai takut mencoba, dan berhenti di tengah jalan hanya karena hasil belum tampak.
Kita menjadi terlalu pintar untuk tetap gigih.
Terlalu logis untuk tetap sabar.
Dan terlalu terburu-buru untuk menikmati proses belajar yang lambat.
Padahal, di balik setiap keberhasilan kecil yang dicapai anak dari menulis huruf pertama hingga membaca kalimat sederhana ada ribuan kali pengulangan yang sabar.
Kalau anak-anak bisa, mengapa kita tidak?
Sumber Berita : Diolah Dari Berbagai Sumber
Halaman : 1 2 3 Selanjutnya






















