Ruanginspirasimu.com — Hukuman fisik mungkin tampak efektif dalam jangka pendek. Anak berhenti menangis, menuruti perintah, atau tampak lebih patuh. Namun di dalam hati kecilnya, ada sesuatu yang retak yaitu rasa aman. Anak mulai belajar bahwa kasih sayang bisa berubah menjadi ancaman. Mereka menuruti bukan karena memahami, tapi karena takut. Dan ketakutan bukanlah pondasi yang sehat untuk tumbuh kembang seorang manusia.
Pernahkah kamu merasa frustrasi ketika anak sulit diatur, meskipun sudah diingatkan berkali-kali?
Dalam momen itu,
sebagian orang tua mungkin tergoda untuk menggunakan hukuman fisik, entah berupa cubitan,
bentakan, atau pukulan kecil yang dianggap “tidak seberapa”.
Tapi di balik tindakan itu, sering kali tersembunyi dampak yang jauh lebih besar dari yang terlihat.
Bukan hanya pada tubuh anak, tetapi pada cara mereka memandang diri sendiri, orang tua, dan dunia di sekitarnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Mengapa Hukuman Fisik Justru Menghambat Anak
Dalam dunia psikologi perkembangan anak, banyak penelitian menunjukkan,
bahwa hukuman fisik justru dapat menurunkan kepercayaan diri dan menghambat kemampuan anak mengelola emosi.
Anak yang sering mendapat kekerasan, sekecil apa pun bentuknya, akan cenderung merasa tidak cukup baik.
Mereka belajar menekan perasaan, bukan memahaminya.
Akibatnya, mereka tumbuh menjadi pribadi yang sulit mengekspresikan diri,
atau justru meledak tanpa kendali saat dewasa.
Parenting positif tidak berarti membiarkan anak melakukan apa pun yang mereka mau.
Sebaliknya, parenting positif mengajak orang tua untuk menjadi teladan dan pemandu, bukan penguasa.
Disiplin tetap penting, tapi disiplin bukan berarti menakuti.
Disiplin adalah tentang mengajarkan tanggung jawab dengan empati, bukan menanamkan ketakutan dengan ancaman. Seorang anak yang dibesarkan dengan pemahaman,
akan lebih mudah belajar memperbaiki diri ketimbang anak yang hanya belajar menghindari hukuman.
Sumber Berita : Diolah Dari Berbagai Sumber
Halaman : 1 2 3 Selanjutnya






















