Peran Orang Tua jika Anak Perempuanmu Mengalami Imposter Syndrome

Rabu, 23 April 2025 - 15:15 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Peran Orang tua pada Anak Perempuan Yang Imposter Syndrome

Peran Orang tua pada Anak Perempuan Yang Imposter Syndrome

Ruanginspirasimu.com – Sebagai orang tua, kita sering kali bangga saat melihat anak perempuan kita tampil hebat, mendapatkan nilai akademis yang bagus, aktif di berbagai kegiatan, bahkan menjadi panutan bagi teman-temannya. Tapi pernahkah kamu mendengar anakmu berkata, “Aku cuma beruntung kok,” atau “Aku sebenarnya nggak sepintar itu”?

Kalimat-kalimat itu bisa jadi tanda bahwa anakmu sedang bergumul dengan sesuatu yang tidak terlihat, yaitu imposter syndrome.

Apa Itu Imposter Syndrome pada Anak?

Imposter syndrome adalah kondisi psikologis di mana seseorang merasa tidak layak atas pencapaiannya.
Ia merasa seolah hanya berpura-pura hebat, takut ketahuan “aslinya”,
dan menyangka keberhasilannya hanyalah kebetulan belaka.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Pada anak perempuan,
ini bisa berkembang sejak remaja, terutama saat mereka mulai mendapat tekanan dari lingkungan,
standar sosial, atau bahkan pola asuh yang tanpa sadar terlalu tinggi tuntutannya.

Lalu Bagaimana Tanda-Tanda Anak Perempuan Mengalami Imposter Syndrome?
Coba perhatikan kalimat-kalimat seperti, apakah sering muncul dari pernyataan anak-anak kamu?

“Aku cuma beruntung, kok.”
“Nggak tahu kenapa bisa dipilih, padahal temanku lebih pinter.”
“Aku takut gagal, nanti orang-orang kecewa.”
Mereka mungkin terlihat tenang di luar, tapi terus-menerus mempertanyakan diri sendiri di dalam.
Rasa percaya dirinya tidak sebanding dengan capaian yang diraihnya.

Pentingnya Peran Orang Tua untuk Memahami, Bukan Menuntut anak Ketika Imposter Syndrome

Sebagai orang tua, kita kadang tidak sadar,
bahwa niat baik memberi semangat atau dorongan bisa terdengar seperti tekanan.
Anak yang selalu diberi pesan “kamu harus jadi terbaik” ,
bisa menafsirkan bahwa cinta dan pengakuan kita hanya datang saat mereka berhasil.

Padahal, yang paling mereka butuhkan adalah rasa aman untuk menjadi dirinya sendiri.
Untuk salah.
Untuk belajar.
Dan untuk tetap merasa dicintai meski tidak sempurna.

BACA JUGA  Jebakan Treadmill Hedonis, Mengapa Kita Tidak Pernah Merasa Cukup?

Jadi, Apa yang harus orang tua lakukan adalah dengan Mendeteksi dan Mendampingi mereka,
Langkah pertama adalah mendengarkan.
Bukan hanya mendengar isi kata-kata mereka, tapi menangkap makna di baliknya.
Perhatikan ekspresi ragu saat mereka dipuji,
atau kekhawatiran berlebihan saat akan menghadapi ujian atau tampil.

Kedua, validasi perasaan mereka.
Saat mereka merasa tidak cukup,
jangan buru-buru menyangkal atau bilang, “Ah, kamu hebat kok!”
Coba katakan, “Aku tahu kamu merasa seperti itu, tapi boleh kita lihat bersama pencapaian kamu sejauh ini?”

Ketiga, bangun komunikasi yang hangat.
Ajak bicara santai tentang kegagalan, cerita masa kecilmu yang juga pernah merasa ragu,
dan bahwa proses belajar itu lebih penting dari hasil.

Apa yang Bisa Dilatih Orang Tua?

Berikan pujian pada proses, bukan hanya hasil.
Misalnya, Coba katakan kepada mereka “Keren banget kamu berani nyoba, itu nggak mudah lho,”
bukan “Hebat nilainya 100!”

Atau ceritakan tentang tokoh perempuan yang pernah gagal tapi tetap bangkit.
Ini penting agar anak tahu bahwa menjadi hebat tidak berarti harus selalu sempurna.
Latih mereka untuk mengenali dan mencatat progress diri sendiri.

Bisa juga,
melatih dengan menggunakan journaling sederhana.
Tanyakan setiap minggu, “Hal baik apa yang kamu lakukan minggu ini?”
Sebagai Orang tua, Kamu perlu ingat,
bahwa Anak juga Butuh Ruang Aman,
Anak perempuan yang tumbuh dalam lingkungan yang menghargai usaha dan keberanian belajar,
bukan hanya hasil, akan lebih siap menghadapi dunia nyata.
Mereka tidak akan mudah tumbang saat menemui kegagalan,
karena tahu nilainya tidak ditentukan oleh nilai atau pujian semata.

Imposter syndrome tidak bisa disembuhkan dengan satu nasihat,
tapi bisa diredakan dengan kehadiran orang tua yang penuh empati dan pengertian.

BACA JUGA  Berjuang dan Berkembang, Inspirasi dari Lirik Lagu Buka Semangat Baru untuk Pengembangan Diri

Dan satu hal yang penting untuk selalu kamu katakan pada anak perempuanmu,
“Kamu cukup. Bahkan ketika kamu merasa tidak.”

SALAM INSPIRASI !!!

Sumber Berita : Diolah Dari Berbagai Sumber

Berita Terkait

Bedanya Impian dan Cita-cita dalam Kariermu
Kebangkitan Emosimu Dalam Proses Menjadi Merdeka Psikologis
Berita Pers – Dosen UAD Kembangkan Greenhouse Cerdas Bersama Petani Melon di Magelang
Inspirasi Kebangkitan Nasional, Bangkit dari Krisis Mental Pasca Pandemi
Inspirasi Harian Motivasi Hidup yang Bikin Kamu Punya Semangat Baru Setiap Hari
Dampak Pendidikan Karakter pada Remaja terhadap Masa Depan Karir Profesional Mereka
Kenali Gaya Belajar Anak dan Peran Orang Tua dalam Mengoptimalkannya
Tiga Pertanyaan Utama Kamu Tentang Kesehatan Mental & Cara Mengelolanya Dengan Bijak

Berita Terkait

Jumat, 23 Mei 2025 - 14:14 WIB

Bedanya Impian dan Cita-cita dalam Kariermu

Rabu, 21 Mei 2025 - 08:08 WIB

Kebangkitan Emosimu Dalam Proses Menjadi Merdeka Psikologis

Selasa, 20 Mei 2025 - 15:15 WIB

Berita Pers – Dosen UAD Kembangkan Greenhouse Cerdas Bersama Petani Melon di Magelang

Selasa, 20 Mei 2025 - 11:11 WIB

Inspirasi Kebangkitan Nasional, Bangkit dari Krisis Mental Pasca Pandemi

Senin, 19 Mei 2025 - 16:16 WIB

Inspirasi Harian Motivasi Hidup yang Bikin Kamu Punya Semangat Baru Setiap Hari

Berita Terbaru

Ilustrasi Perbedaan Impian dan Cita-Cita

Pendidikan

Bedanya Impian dan Cita-cita dalam Kariermu

Jumat, 23 Mei 2025 - 14:14 WIB

Ilustrasi Kebangkitan Emosi Untuk Merdeka Psikologis

Pendidikan

Kebangkitan Emosimu Dalam Proses Menjadi Merdeka Psikologis

Rabu, 21 Mei 2025 - 08:08 WIB

Inspirasi Kebangkitan Nasional Bangkit dari Krisis Mental Pasca Pandemi

Pengembangan Diri

Inspirasi Kebangkitan Nasional, Bangkit dari Krisis Mental Pasca Pandemi

Selasa, 20 Mei 2025 - 11:11 WIB