Ruanginspirasimu.com – Jika kamu perempuan yang seringkali merasa seperti sedang berlari tanpa garis akhir? Seolah semua pencapaian tak pernah cukup, dan di balik senyum keberhasilan, terselip bisikan, “Aku belum cukup baik”? Kalau iya, tenang karena kamu tidak sendirian.
Pertanyaan yang muncul di kepala kamu, “Kenapa aku sering merasa tidak cukup, meskipun sudah berusaha keras?”
itu bukan hanya pertanyaan biasa.
Ini adalah jeritan hati banyak perempuan.
Perempuan yang sudah berdiri tegak, berjuang setiap hari, tapi merasa pencapaian mereka tak layak dirayakan.
Membangun Self-Worth dari Dalam, Aku Bernilai Karena Diriku
Kita hidup di dunia yang suka memberi label, ibu yang baik harus begini, perempuan sukses harus begitu.
Tanpa sadar, kita menilai diri sendiri berdasarkan standar eksternal.
Padahal, harga diri bukan soal berapa banyak yang kita lakukan,
tapi bagaimana kita memahami siapa kita sebenarnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Self-worth atau rasa berharga tidak datang dari pengakuan orang lain.
Ia tumbuh dari pengakuan terhadap diri sendiri.
Saat kamu menyadari bahwa nilai dirimu bukan ditentukan dari seberapa sempurna kamu menjalankan peran,
tapi dari seberapa jujur kamu menjalani hidupmu, di situlah titik baliknya.
Mungkin kamu belum juara satu.
Mungkin kamu bukan yang paling kaya atau paling diakui.
Tapi kamu tetap berharga.
Karena kamu adalah satu-satunya kamu yang ada di dunia ini.
Mengenali dan Mengatasi Imposter Syndrome
Pernah merasa seperti “penipu” di tengah keberhasilanmu sendiri?
Seperti sedang pura-pura jadi hebat, dan takut suatu hari orang-orang akan tahu,
bahwa kamu sebenarnya “nggak sepintar itu”?
Selamat datang di fenomena yang disebut imposter syndrome.
Banyak perempuan hebat mengalaminya.
Bahkan tokoh-tokoh besar seperti Michelle Obama dan Sheryl Sandberg pernah mengakuinya.
Ini bukan karena kamu lemah, tapi karena kamu terlalu kritis pada dirimu sendiri.
Bagaimana Cara mengatasinya?
Mulailah dengan mengenali suara batin yang suka mengkritik itu.
Tantanglah ia.
Ubah kalimatnya “Aku hanya beruntung dapat proyek itu” menjadi “Aku layak karena aku sudah mempersiapkan diri.”
Coba kamu ubah kalimat “Aku nggak sehebat mereka” menjadi “Aku punya cara dan prosesku sendiri.”
Satu cara efektif adalah dengan journaling.
Tulis apa saja yang kamu rasakan.
Biar pikiranmu tak lagi menyimpan semuanya sendirian.
Di balik tulisan-tulisan itu, kamu bisa menemukan pola.
Kamu bisa mengenali suara hati yang butuh didengarkan, bukan dibungkam.
Self-Talk dan Journaling, Proses Healing yang Sederhana Tapi Kuat
Self-talk adalah dialog batin yang terjadi terus-menerus.
Masalahnya, banyak perempuan lebih sering menjadi “musuh” untuk dirinya sendiri.
Padahal, diri kita butuh teman.
Butuh dukungan.
Butuh kalimat seperti, “Kamu sudah hebat karena tetap bertahan.”
Mulailah melatih self-talk yang sehat.
Bukan berarti memanjakan diri secara berlebihan, tapi memberi ruang untuk menerima, memeluk,
dan memperbaiki diri dengan lembut.
Saat kamu gagal, katakan, “Aku belajar.” Saat kamu lelah, katakan, “Aku berhak istirahat.”
Saat kamu berhasil, katakan, “Aku pantas merayakannya.”
Journaling membantu mengendapkan perasaan itu semua.
Ia seperti cermin, tapi tak menghakimi.
Hanya mencatat, merangkul, dan memberi ruang untuk tumbuh.
Beberapa kalimat sederhana dalam jurnal bisa menyelamatkanmu dari hari yang berat.
Dan itu cukup.
Perasaan tidak cukup sering kali bukan karena kamu kurang berusaha,
tapi karena kamu terlalu sering melupakan untuk mencintai dan menghargai dirimu sendiri.
Tidak ada yang salah dengan ingin menjadi lebih baik.
Tapi ingat !
Berkembang bukan berarti terus menyalahkan kekuranganmu, tapi belajar mencintai prosesmu.
Kamu tidak harus sempurna untuk layak.
Kamu hanya perlu terus hadir sebagai dirimu yang terus tumbuh.
Karena pada akhirnya, self-worth bukan hasil akhir, ia adalah perjalanan, yang kamu mulai dari hari ini.
Sumber Berita : Diolah Dari Berbagai Sumber