Jebakan Treadmill Hedonis, Mengapa Kita Tidak Pernah Merasa Cukup?

Rabu, 12 Maret 2025 - 12:12 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Jebakan Treatmill Hedonis

Jebakan Treatmill Hedonis

Ruanginspirasimu.com – Setelah memahami bagaimana adaptasi hedonis bekerja, ada satu fenomena lain yang menjadi tantangan besar dalam pencarian kebahagiaan, treadmill hedonis. Istilah ini menggambarkan kecenderungan manusia untuk terus berlari mengejar kebahagiaan, tetapi tidak pernah benar-benar merasa cukup.

Semakin tinggi pencapaian yang kita raih, semakin besar pula standar kebahagiaan yang kita tetapkan,
sehingga kita terus terjebak dalam siklus tanpa akhir.

Mengapa Kita Terjebak dalam Treadmill Hedonis?

Ardi, yang sebelumnya merasakan kebahagiaan setelah berhasil mewujudkan mimpi masa kecilnya,
awalnya berpikir bahwa pencapaiannya akan membawa kepuasan yang bertahan lama.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Namun, beberapa bulan kemudian, ia mulai merasa bahwa kebahagiaan itu memudar.
Ia ingin lebih dari sekadar mencapai mimpi kecilnya,
kini ia menginginkan sesuatu yang lebih besar, lebih prestisius.

Inilah mekanisme treadmill hedonis bekerja.

Fenomena ini berakar pada cara otak kita merespons kebahagiaan.
Saat kita mencapai sesuatu yang diinginkan, otak melepaskan dopamin,
neurotransmitter yang membuat kita merasa bahagia dan puas.

Namun, respons ini bersifat sementara.
Ketika kita terbiasa dengan pencapaian tersebut,
kadar dopamin kembali ke level normal,
membuat kita merasa harus mengejar sesuatu yang baru untuk merasakan kebahagiaan lagi.

Bahaya Tersembunyi dari Treadmill Hedonis

Banyak orang tanpa sadar terjebak dalam pola ini.
Mereka berpikir bahwa kebahagiaan sejati terletak pada pencapaian berikutnya,
promosi jabatan, kendaraan lebih mewah, rumah lebih besar, atau status sosial yang lebih tinggi.

Namun, kenyataannya,
setiap pencapaian baru hanya memberikan kepuasan sementara sebelum kembali memunculkan perasaan ingin lebih.

Akibatnya,
kita terus berlari, tanpa benar-benar menikmati hasil yang sudah diperoleh.

Fenomena ini dapat berdampak negatif pada kesehatan mental dan kesejahteraan kita.

BACA JUGA  Bahaya Toxic Positivity terhadap Kesehatan Mentalmu

Ketidakpuasan yang terus-menerus bisa memicu stres, kecemasan, dan bahkan depresi.

Selain itu, perasaan “tidak pernah cukup” dapat membuat seseorang kehilangan makna dalam hidupnya,
karena ia terlalu fokus mengejar kebahagiaan yang bersifat eksternal.

Bagaimana Keluar dari Jebakan Treadmill Hedonis?

Agar tidak terjebak dalam siklus ini, kita perlu mengubah cara pandang terhadap kebahagiaan.

Alih-alih mengandalkan pencapaian eksternal,
kita bisa membangun kebahagiaan yang lebih stabil dengan cara,

Menemukan Kepuasan dalam Perjalanan,
Bukan Hanya TujuanDaripada hanya berfokus pada pencapaian akhir, coba nikmati setiap proses yang dijalani.

Misalnya,
jika seseorang ingin menjadi musisi terkenal,
ia bisa menikmati setiap momen latihan dan pengalaman bermain musik, bukan hanya menunggu momen ketenaran.

Cara lainnya adalah dengan Melatih Rasa Syukur,
Bersyukur atas apa yang sudah dimiliki,
dapat membantu kita menghargai kehidupan tanpa harus selalu mengejar sesuatu yang lebih besar.
Penelitian menunjukkan bahwa praktik syukur dapat meningkatkan kebahagiaan jangka panjang,
dan mengurangi stres.

Selain itu, jika kita bisa Menemukan Makna di Balik Setiap Pencapaian,
itu juga bisa menjadi salah satu jalan agar kamu tidak terjebak.

Karena kebahagiaan yang bertahan lama sering kali datang dari sesuatu yang lebih bermakna,
seperti membantu orang lain, menciptakan dampak positif,
atau mengembangkan diri secara spiritual dan emosional.

Ketika berhasil Mengembangkan Hubungan yang Bermakna,
Hubungan sosial yang sehat memiliki pengaruh besar terhadap kebahagiaan.
Menghabiskan waktu dengan keluarga, teman, atau komunitas yang mendukung,
dapat memberikan kebahagiaan yang lebih stabil dibandingkan sekadar pencapaian materi.

Selanjutnya dengan Belajar Menerima Diri dan Menikmati Hidup,
Kebahagiaan sejati datang dari dalam diri, bukan dari sesuatu yang harus terus dikejar.

Menerima diri apa adanya dan menikmati kehidupan saat ini,
adalah langkah penting untuk keluar dari jebakan treadmill hedonis.

BACA JUGA  Biar tidak salah Jalan, Yuk Pahami Serba Serbi Attitude/Sikap dan Karakter

Yuk Berhenti Berlari, Mulailah Menikmati

Jebakan treadmill hedonis adalah realitas yang dialami banyak orang.
Kita sering kali berpikir bahwa kebahagiaan ada di depan, dalam bentuk pencapaian yang lebih besar.

Namun,
kenyataannya, kebahagiaan yang abadi bukanlah sesuatu yang harus dikejar tanpa henti,
melainkan sesuatu yang bisa ditemukan dalam keseharian kita,
dalam hubungan yang kita bangun, dalam rasa syukur, dan dalam makna yang kita ciptakan sendiri.

Ardi akhirnya menyadari bahwa kebahagiaan bukanlah soal seberapa besar pencapaiannya,
tetapi bagaimana ia menghargai dan menikmati setiap langkah dalam perjalanannya.

Dengan mengubah cara pandangnya,
ia mulai merasakan kebahagiaan yang lebih stabil, lebih dalam, dan lebih bermakna.

Jadi, daripada terus berlari tanpa henti di treadmill hedonis,
mengapa tidak berhenti sejenak, menarik napas, dan menikmati hidup yang ada di depan mata?

SALAM INSPIRASI !!!

Sumber Berita : Diolah Dari Berbagai Sumber

Berita Terkait

Strategi Personal Branding Autentik untuk Profesional Muda
Strategi Praktis Mengatasi Parental Burnout bagi Orang Tua
Tanda-Tanda Parental Burnout, Saat Jadi Orang Tua Tak Lagi Memakai Hati
Mengenal Diri Lewat Emosi Dengan Latihan Self-Awareness
Self-Awareness, Kunci Hidup Seimbang dan Bahagia
Tips Praktis dari 7 Habits agar Hari Seninmu Selalu Produktif dan Penuh Energi
7 Kebiasaan Efektif yang Mengubah Hidupmu, Belajar dari Buku Stephen Covey
3 Lagu Inspiratif yang Menyulut Semangat Hidupmu

Berita Terkait

Jumat, 7 November 2025 - 15:15 WIB

Strategi Personal Branding Autentik untuk Profesional Muda

Kamis, 6 November 2025 - 12:12 WIB

Strategi Praktis Mengatasi Parental Burnout bagi Orang Tua

Rabu, 5 November 2025 - 12:12 WIB

Tanda-Tanda Parental Burnout, Saat Jadi Orang Tua Tak Lagi Memakai Hati

Selasa, 4 November 2025 - 13:13 WIB

Mengenal Diri Lewat Emosi Dengan Latihan Self-Awareness

Selasa, 4 November 2025 - 10:10 WIB

Self-Awareness, Kunci Hidup Seimbang dan Bahagia

Berita Terbaru

ilustrasi tentang Strategi Personal Branding untuk PRofesional Muda

Industri

Strategi Personal Branding Autentik untuk Profesional Muda

Jumat, 7 Nov 2025 - 15:15 WIB

ilustrasi strategi praktis mengatasi parental burnout

Parenting

Strategi Praktis Mengatasi Parental Burnout bagi Orang Tua

Kamis, 6 Nov 2025 - 12:12 WIB

ilustrasi Mengenal Diri Lewat Emosi Bagaimana Self-Awareness Membantu Mengelola Perasaan Negatif

Pengembangan Diri

Mengenal Diri Lewat Emosi Dengan Latihan Self-Awareness

Selasa, 4 Nov 2025 - 13:13 WIB

ilustrasi untuk artikel dengan tema Self Awareness

Pengembangan Diri

Self-Awareness, Kunci Hidup Seimbang dan Bahagia

Selasa, 4 Nov 2025 - 10:10 WIB