Ruanginspirasimu.com – Wacana libur sekolah selama bulan Ramadan selalu menjadi topik hangat yang diperbincangkan setiap tahunnya. Begitu pula dengan Ramadan 2025. Terbitnya Surat Edaran Bersama (SEB) dari Kemendikbud, Kemendagri, dan Kemenag tentang pembelajaran di bulan Ramadan kembali memunculkan diskusi pro dan kontra.
Ada yang mendukung agar anak-anak bisa lebih fokus beribadah, ada pula yang khawatir akan dampak negatifnya terhadap proses belajar.
Nah, di artikel ini, kita akan membahas tuntas pro dan kontra libur sekolah di bulan Ramadan 2025,
agar Sobat mendapatkan gambaran yang komprehensif.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Apa Isi dan Tujuan Surat Edaran Bersama (SEB)
SEB tentang pembelajaran di bulan Ramadan 2025 mengatur jadwal,
dan bentuk kegiatan belajar mengajar selama bulan suci.
Intinya, ada periode pembelajaran mandiri di awal Ramadan,
disusul dengan pembelajaran tatap muka yang disesuaikan.
Dimana SEB ini memiliki beberapa tujuan,
Menyelaraskan kegiatan pembelajaran dengan ibadah Ramadan.
Memperkuat pendidikan karakter dan nilai-nilai keagamaan.
Memastikan capaian pembelajaran tetap terpenuhi.
Memberikan panduan bagi sekolah, madrasah, orang tua, dan pihak terkait.
Siapa Saja Pihak yang Terlibat dan Terdampak
Tentunya,
dalam proses pembentukan dan pembuatan SEB ini melibatkan dan berdampak pada banyak pihak,
Mulai dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek),
Sebagai inisiator dan koordinator utama.
Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) yang terlibat dalam koordinasi pelaksanaan di tingkat daerah,
Kementerian Agama (Kemenag) ikut Terlibat dalam aspek keagamaan dan pendidikan di madrasah,
Pemerintah Daerah (Dinas Pendidikan) berperan dalam bertanggung jawab menyusun dan menetapkan rencana pembelajaran di daerah masing-masing,
Dan Sekolah/Madrasah/Satuan Pendidikan Keagamaan, menjadi pelaksana utama kegiatan pembelajaran,
Beserta Guru dan Tenaga Kependidikan, sebagai elemen organik pendidik dan pengelola kegiatan pembelajaran.
Termasuk di dalamnya Orang Tua/Wali, yang memiliki tugas mendampingi dan memantau kegiatan belajar anak di rumah.
Peserta Didik (Siswa), Tentunya sebagai pihak yang paling terdampak oleh kebijakan ini.
Apakah Alasan di Balik Kebijakan ini
Dalam proses penerbitan SEB ini, pihak pejabat terkait tentunya memiliki beberapa pertimbangan,
Memanfaatkan Momentum Ramadan,
Dimana Bulan Ramadan dianggap sebagai momen yang tepat untuk memperkuat ibadah dan pendidikan karakter.
Sebagai Tradisi Masyarakat di Indonesia selama ini,
Setiap momen lebaran, Tradisi mudik dan kegiatan sosial kemasyarakatan di bulan Ramadan juga menjadi pertimbangan,
Menjaga dan Mewujudkan Keseimbangan antara Ibadah dan Pembelajaran,
Dalam momen kali ini, Pemerintah ingin memastikan bahwa ibadah Ramadan dan kegiatan pembelajaran dapat berjalan seimbang.
Selaras dengan Asta Cita Prabowo Gibran,
Sejalan dengan program pemerintah dalam penguatan SDM melalui pendidikan yang holistik.
Berikutnya mengenai pelaksanaan dari Surat Edaran Bersama tersebut,
Dalam SEB menyebutkan jadwalnya secara jelas dan membaginya menjadi beberapa bagian,
Pertama adalah jadwal Pembelajaran Mandiri yaitu 27-28 Februari & 3-5 Maret 2025,
Kemudian mengatur untuk Jadwal pembelajaran Tatap Muka, yaitu 6-25 Maret 2025,
Menentukan waktu Libur Idulfitri, 26-28 Maret & 2-8 April 2025.
Dan masuk Kembali ke Sekolah: 9 April 2025.
Selain mengatur Jadwal,
surat keputusan tersebut juga memberikan petunjuk dan rekomendasi,
mengenai lokasi atau tempat menyelenggarakan masing-masing kegiatan,
Mulai dengan Pembelajaran Mandiri, melakukannya di Lingkungan keluarga, tempat ibadah, dan masyarakat.
Sedangkan untuk Pembelajaran Tatap Muka di masing-masing Sekolah/Madrasah/Satuan Pendidikan Keagamaan.
Pro dan Kontra Libur Sekolah Ramadan
Inilah inti dari pembahasan kita, Sobat.
Seperti biasa, dalam setiap keputusan dan kebijakan,
selalu ada dua kubu,
termasuk untuk kali ini, ada dua pendapat mengenai libur sekolah di bulan Ramadan,
Untuk yang memiliki pendapat pro atau mendukung Libur Penuh/Lebih Panjang,
memiliki pandangan, jika anak atau siswa diliburkan akan bisa mendukung situasi dan kondisi,
agar mereka bisa lebih Fokus Ibadah, karene dengan Libur penuh atau lebih panjang,
tentunya bisa memberikan kesempatan bagi siswa untuk lebih fokus beribadah,
seperti tadarus Alquran, salat tarawih, dan kegiatan keagamaan lainnya.
Selain itu,
pastinya akan menambah waktu ibadah dan berkumpul bersama Keluarga,
dengan waktu libur bisa dimanfaatkan untuk berkumpul dan mempererat hubungan dengan keluarga,
terutama saat tradisi mudik.
Menariknya, dengan memiliki banyak waktu libur,
bisa mengurangi Potensi Kelelahan ketika menjalankan ibadah puasa,
karena memang aktifitas berpuasa sambil belajar di sekolah kadang-kadang bisa melelahkan,
terutama bagi siswa yang masih kecil, Libur memberikan waktu istirahat yang cukup.
Sumber Berita : Diolah Dari Berbagai Sumber
Halaman : 1 2 Selanjutnya