Ruanginspirasimu.com – Pernahkah kamu merasa seperti mencari jarum di tumpukan jerami saat mencoba menemukan penyebab utama masalah dalam bisnismu? Kalau iya, kamu nggak sendirian.
Banyak perusahaan menghadapi hal yang sama, hingga akhirnya mereka menemukan sebuah alat sederhana tapi sangat efektif,
Fishbone Analysis, atau yang juga dikenal sebagai Ishikawa Diagram.
Alat ini bukan cuma diagram biasa, tapi sebuah peta jalan untuk menggali akar masalah dan memperbaiki proses bisnis.
Apa itu Fishbone Analysis?
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Fishbone Analysis adalah sebuah metode visual yang dirancang untuk membantu tim atau individu mengidentifikasi penyebab utama dari sebuah masalah.
Disebut “fishbone” karena diagramnya menyerupai tulang ikan,
masalah utama di kepala ikan, sementara “tulang-tulang” kecilnya mewakili kategori penyebab yang berkontribusi.
Konsep ini diperkenalkan oleh seorang pakar manajemen Jepang, Kaoru Ishikawa,
yang juga dikenal sebagai pelopor Total Quality Management (TQM).
Diagram ini sangat berguna untuk menggali akar penyebab (root cause) daripada hanya memperbaiki gejala masalah.
Bayangkan, kalau hanya fokus ke gejala,
kita seperti menempelkan plester pada luka tanpa membersihkan infeksinya terlebih dulu.
Dengan Fishbone Analysis,
kamu bisa mengidentifikasi apa yang sebenarnya salah dan mengambil langkah untuk mencegah masalah yang sama muncul lagi di masa depan.
Kenapa Fishbone Analysis Penting untuk Bisnismu?
Banyak sekali,
perusahaan yang terjebak dalam siklus pemadam kebakaran,
sebuah proses penyelesaian masalah yang berulang,
karena gagal dalam menyelesaikan masalah hingga ke akar-akarnya.
Setiap kali masalah muncul,
mereka buru-buru mencari solusi tanpa benar-benar memahami penyebabnya.
Akibatnya, masalah yang sama terus berulang, membuang waktu, uang, dan energi.
Fishbone Analysis membantu kamu dan timmu untuk berhenti sejenak, berpikir lebih dalam,
dan mengatasi akar masalah.
Dengan Alat ini akan sangat membantu kamu dalam melakukan proses improvement,
Bisa membantu kamu dalam melakukan identifikasi penyebab utama masalah secara terstruktur.
Meningkatkan kolaborasi tim, karena setiap orang dapat berkontribusi dalam proses brainstorming.
Menghemat waktu dan biaya dengan mencegah masalah berulang.
Dan pada akhirnya akan mendorong perbaikan proses bisnis yang berkelanjutan.
Bagaimana Cara Membuat Fishbone Analysis?
Membuat Fishbone Analysis sebenarnya cukup sederhana.
Langkah-langkah praktis yang bisa kamu coba praktekan ya,
Identifikasikan dan Definisikan Masalah Utama
Tulis masalah utama di kepala ikan.
Pastikan masalah ini jelas dan spesifik,
misalnya: “Produksi sering terlambat” atau “Tingkat churn pelanggan meningkat”.
Tentukan Kategori Utama
Buat tulang-tulang besar dari ikan.
Kategori ini biasanya mencakup apa saja,
Manusia,
Apakah ada kesalahan manusia atau kurangnya keterampilan?
Metode atau Proses Kerja,
Apakah prosedur kerja sudah efektif?
Material,
Apakah kualitas bahan baku memadai?
Mesin atau Alat atau Teknologi,
Apakah ada masalah teknis atau teknologi?
Lingkungan,
Apakah ada faktor eksternal yang mempengaruhi?
Pengukuran,
Apakah data yang digunakan akurat?
Identifikasi Penyebab Yang Spesifik
Dari setiap kategori,
tambahkan tulang-tulang kecil yang mewakili penyebab spesifik.
Ajak tim kamu untuk brainstorming dan menganalisis apa yang bisa menjadi penyebab utama masalah tersebut.
Prioritaskan Penyebab Utama/Akar Permasalahan atau biasa disebut sebagai Root Cause
Setelah semua penyebab teridentifikasi,
gunakan metode prioritas seperti Pareto Analysis untuk menentukan mana yang paling signifikan.
Fokuslah pada penyebab ini untuk memaksimalkan hasil perbaikan.
Rancang dan Tentukan Solusi yang cocok untuk diimplementasikan
Langkah terakhir adalah merancang solusi berdasarkan penyebab utama yang sudah ditemukan.
Jangan lupa untuk terus memantau hasilnya dan melakukan evaluasi berkala.
Contoh Studi Kasus, Fishbone Analysis dalam praktek
Mari kita lihat contoh nyata.
Sebuah perusahaan manufaktur menghadapi masalah pengiriman produk yang selalu terlambat.
Dengan menggunakan Fishbone Analysis, mereka menemukan beberapa akar penyebab:
Manusia: Kurangnya pelatihan untuk operator mesin.
Mesin: Mesin sering rusak karena kurangnya perawatan rutin.
Material: Kualitas bahan baku yang tidak konsisten.
Metode: Prosedur kerja yang terlalu rumit.
Setelah mengidentifikasi masalah ini,
mereka mengambil langkah-langkah untuk memberikan pelatihan, memperbaiki jadwal perawatan mesin,
dan memilih pemasok bahan baku baru. Hasilnya? Pengiriman produk meningkat drastis dalam waktu tiga bulan.
Sumber Berita : Diolah Dari Berbagai Sumber
Halaman : 1 2 Selanjutnya