Ruanginspirasimu.com – Apakah kamu pernah merasa punya ide cemerlang saat meeting, tapi urung bicara karena takut salah? Atau mungkin kamu memilih diam karena merasa pendapatmu tidak penting? Atau… kamu takut dicap “agresif”, hanya karena menyuarakan sesuatu yang menurutmu benar?
Banyak perempuan tumbuh dalam lingkungan yang, sadar atau tidak, membentuk mereka untuk “menjaga sikap”.
Anak perempuan diajarkan untuk jadi manis, tidak terlalu banyak bicara, dan menghindari konflik.
Hingga akhirnya, ketika mereka masuk ke dunia profesional, narasi ini terus terbawa.
Mereka menjadi ragu untuk tampil, canggung menyampaikan pendapat, dan merasa tidak pantas menonjolkan diri.
Di sinilah pentingnya membangun self confidence yang sehat dan kemampuan untuk berani bersuara.
Percaya diri bukan soal berbicara paling keras atau mendominasi forum.
Ini soal menyadari bahwa pikiran, gagasan, dan suara kita berharga dan layak untuk didengarkan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Kepercayaan Diri Tidak Lahir Seketika
Percaya diri bukanlah bakat bawaan.
Ia bukan kualitas yang dimiliki atau tidak dimiliki sejak lahir.
Ia tumbuh. Ia dibentuk.
Dan yang terpenting, ia bisa dilatih.
Bayangkan saja seorang atlet yang harus bertanding di panggung besar.
Ia tidak langsung percaya diri hanya karena bakat.
Ia membangun keyakinan itu melalui latihan berulang, kegagalan yang dihadapi,
dan pengalaman yang memperkuat mentalnya.
Begitu juga dengan kamu.
Kamu bisa mulai dari langkah paling sederhana.
Misalnya, berani menyampaikan pendapat saat berdiskusi informal.
Atau melatih diri berbicara di depan cermin, mencoba menyusun argumen dalam hati,
dan memberanikan diri untuk speak up satu kalimat saja di rapat mingguan.
Jangan tunggu “sempurna”.
Karena semakin kamu menunggu, semakin berat untuk memulainya.
Cara Membedakan Percaya Diri dengan Arogansi
Salah satu ketakutan yang sering membuat perempuan menahan diri adalah kekhawatiran akan dicap sombong.
Perempuan yang vokal sering kali dinilai over,
sementara laki-laki dengan sikap serupa dianggap “berani” atau “tegas”.
Ini standar ganda yang masih sering terjadi di banyak tempat kerja.
Namun, penting untuk tahu bahwa percaya diri bukanlah arogansi.
Percaya diri datang dari kesadaran akan kemampuan dan nilai diri sendiri,
tanpa perlu merendahkan orang lain. Kamu tidak perlu berteriak untuk didengar.
Kamu hanya perlu yakin bahwa suara kamu penting,
dan menyampaikannya dengan cara yang otentik dan profesional.
Berani berbicara bukan berarti kamu harus menjadi orang lain.
Kamu tetap bisa menjadi diri sendiri, lembut, hangat, namun tetap tegas dan memiliki prinsip.
Dengan bergabung bersama Komunitas Itu Penting, karena Kamu akan merasa Tidak Sendirian,
Berlatih dan Belajar sosialisasi,
iya, dengan banyak mengikuti kegiatan bersama komunitas,
kamu bisa belajar banyak disana.
Kamu mungkin merasa seolah-olah kamu satu-satunya perempuan yang merasa takut bicara di forum.
Tapi percayalah, ada banyak perempuan lain yang sedang berjuang hal serupa.
Maka itu, memiliki komunitas yang mendukung bisa sangat membantu.
Bergabunglah dengan komunitas perempuan profesional, mentoring group,
atau bahkan sekadar memiliki satu teman curhat yang bisa menguatkanmu.
Di sana, kamu bisa belajar dari pengalaman orang lain,
mendapatkan perspektif baru, dan merasa lebih berani karena tidak sendirian.
Bahkan,
saling mendukung satu sama lain dalam tim kerja juga bisa menjadi bentuk keberanian kolektif.
Saat kamu mulai bersuara, perempuan lain akan lebih mudah untuk ikut menyuarakan dirinya.
Percayalah, Suaramu Bisa Membuka Jalan Bagi Perubahan dan Membawa Kebaikan,
Di banyak lingkungan kerja, perempuan sering menjadi minoritas dalam posisi kepemimpinan.
Tapi ketika seorang perempuan berani menyuarakan pendapat, ia bukan hanya sedang membela ide.
Ia juga sedang membuka jalan — untuk generasi di belakangnya.
Suaramu bisa membuat perbedaan.
Bahkan jika satu ide kecilmu bisa membuat proyek jadi lebih efisien,
atau menyelamatkan kesalahan dalam strategi tim, kamu sudah memberi kontribusi yang berarti.
Kamu sedang menunjukkan bahwa keberadaanmu penting.
Dan hal itu tidak bisa diabaikan.
Ingat,
perubahan besar tidak selalu datang dari langkah besar.
Ia bisa datang dari keberanian sehari-hari.
Termasuk keberanian untuk berkata, “Menurut saya, ada cara lain yang bisa kita pertimbangkan…”
Sumber Berita : Diolah Dari Berbagai Sumber
Halaman : 1 2 Selanjutnya