Ruanginspirasimu.com – Lirik Lagu “Takut” dari Idgitaf adalah representasi jujur dari gejolak yang sering kita rasakan di usia dewasa. Ketakutan akan kegagalan, kekecewaan, dan ketidakpastian masa depan adalah emosi yang sangat manusiawi.
Lirik lagu ini dengan indah menggambarkan perasaan tersebut, kita bisa melihatnya sebagai peluang untuk merenung dan mencari inspirasi.
Mari kita telaah liriknya satu per satu!
Namun sebelumnya, Yuk kita simak lagu dan liriknya biar makin semangat dan memahami inspirasi di dalamnya !
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Video Channel Idgitaf , Lagu Takut dari Idgitaf
Lirik Lagu Takut dari Idgitaf
Sudah di kepala dua
Harus mulai dari mana?
Ambisiku bergejolak, antusias tak karuan
Banyak mimpi-mimpi yang kan kukejar
Lika-liku perjalanan
Ku terjebak sendirian
Tumbuh dari kebaikan, bangkit dari kesalahan
Berusaha pendamkan kenyataan bahwa
Takut tambah dewasa
Takut aku kecewa
Takut tak seindah yang kukira
Takut tambah dewasa
Takut aku kecewa
Takut tak sekuat yang kukira
Aku tetap bernafas
Meski sering tercekat
Aku tetap bernafas
Meski aku tak merasa bebas
Pertengahan 25
Selanjutnya bagaimana?
Banyak mimpi yang terkubur, mengorbankan waktu tidur
Ku tak tahu apa lagi yang kan kukejar
Takut tambah dewasa
Takut aku kecewa
Takut tak seindah yang kukira
Takut tambah dewasa
Takut aku kecewa
Takut tak sekuat yang kukira
Aku tetap bernafas
Meski sering tercekat
Aku tetap bernafas
Meski aku tak merasa bebas,
Maaf jika
Belum seturut yang dipinta
Maaf jika
Seperti tak tahu arah
Aku sudah dewasa
Aku sudah kecewa
Memang tak seindah yang kukira
Aku sudah dewasa
Aku sudah kecewa
Memang tak sekuat yang kukira
Aku tetap bernafas
Meski sering tercekat
Aku tetap bernafas
Meski aku tak merasa bebas
ho-uh
(Takut aku kecewa)
(Takut tak seindah yang kukira) memang tak seindah yang kukira
(Takut tambah dewasa)
(Takut aku kecewa)
Memang tak sekuat yang kukira
Engkau tetap bernafas
Meski sering tercekat
Engkau tetap bernafas
Dan langkahmu kan terasa bebas
Dan hatimu kan terasa bebas
Dan jiwamu kan terasa bebas
Takut menghadapi hidup dewasa? Lirik Lagu “Takut” Idgitaf hadirkan inspirasi untuk berdamai dengan ketakutanmu.
Kepala Dua, Antara Ambisi dan Ketakutan
“Sudah di kepala dua, harus mulai dari mana?”
Pertanyaan ini adalah jeritan hati banyak anak muda yang baru memasuki usia 20-an.
Ada ambisi yang membara, semangat yang meluap-luap, namun di saat yang sama,
ada ketidakpastian dan kebingungan tentang arah yang harus diambil.
“Banyak mimpi-mimpi yang ‘kan kukejar,”
lirik ini adalah representasi dari idealisme yang masih kuat di usia ini.
Namun, realitas seringkali tidak seindah ekspektasi.
“Lika-liku perjalanan, ku terjebak sendirian.”
Perjalanan meraih mimpi tidak selalu mudah.
Ada tantangan, rintangan, dan terkadang kita merasa sendirian menghadapinya.
“Tumbuh dari kebaikan, bangkit dari kesalahan,” lirik ini mengingatkan bahwa proses adalah perjalanan.
Kita belajar dari kesalahan, dan kebaikan adalah fondasi untuk terus melangkah.
“Berusaha pendamkan kenyataan bahwa takut tambah dewasa, takut aku kecewa, takut tak seindah yang kukira.” Inilah inti dari lagu ini.
Ketakutan akan menjadi dewasa, menghadapi kenyataan yang mungkin tidak sesuai dengan harapan,
adalah sesuatu yang sangat wajar.
Masa Pertengahan 25, Apakah merasakan Krisis Eksistensial?
“Pertengahan 25, selanjutnya bagaimana?”
Usia 25 adalah masa transisi yang signifikan.
Banyak yang mulai mempertanyakan pencapaian mereka, merasa cemas tentang masa depan,
dan bahkan mengalami apa yang disebut quarter-life crisis.
“Banyak mimpi yang terkubur, mengorbankan waktu tidur,”
lirik ini menggambarkan perjuangan untuk mencapai tujuan, yang seringkali menuntut pengorbanan besar.
“Ku tak tahu apa lagi yang ‘kan kukejar.”
Kebingungan dan ketidakpastian adalah hal yang umum di usia ini.
Kita merasa kehilangan arah, tidak tahu apa yang sebenarnya ingin kita raih.
Masa Pengakuan dan Penerimaan Diri
“Maaf jika belum seturut yang dipinta, maaf jika seperti tak tahu arah.”
Lirik ini adalah ungkapan penyesalan dan ketidaksempurnaan.
Kita tidak selalu bisa memenuhi ekspektasi orang lain, dan terkadang kita merasa tidak tahu arah.
Namun, yang terpenting adalah kita harus jujur pada diri sendiri dan menerima diri kita apa adanya.
“Aku sudah dewasa, aku sudah kecewa, memang tak seindah yang kukira, memang tak sekuat yang kukira.” Pengakuan ini adalah langkah penting menuju penerimaan diri.
Kita harus mengakui bahwa hidup tidak selalu menyenangkan di mata kita,
bahwa kita akan mengalami kekecewaan dan kegagalan.
Namun, yang terpenting adalah bagaimana kita merespons pengalaman tersebut.
Nafas Kehidupan itu sebagai Harapan di Tengah Ketakutan
“Aku tetap bernafas, meski sering tercekat, meski aku tak merasa bebas.”
Di tengah ketakutan dan ketidakpastian, kita harus tetap bernafas, tetap hidup.
Meskipun terasa berat, kita harus percaya bahwa ada harapan, ada jalan keluar.
“Engkau tetap bernafas, meski sering tercekat, engkau tetap bernafas, dan langkahmu kan terasa bebas, dan hatimu kan terasa bebas, dan jiwamu kan terasa bebas.”
Lirik ini adalah pesan optimisme dan harapan. Kita akan menemukan kebebasan kita,
kebahagiaan kita, jika kita terus berjuang dan tidak menyerah pada ketakutan.
Sumber Berita : Diolah Dari Berbagai Sumber, Video Channel Idgitaf
Halaman : 1 2 Selanjutnya