Ruanginspirasimu.com – Ketika anak dibiarkan tenggelam dalam ketakutan akibat trauma atau phobia tanpa bimbingan yang tepat, dampaknya bisa meluas hingga dewasa. Ketakutan ini dapat menghambat perkembangan emosional, memengaruhi hubungan sosial, bahkan menurunkan rasa percaya diri mereka.
Misalnya, seorang anak yang takut berbicara di depan umum karena pernah diejek,
mungkin akan tumbuh menjadi orang dewasa yang kesulitan menghadapi situasi sosial atau profesional.
Jika tidak ditangani,
rasa takut ini bisa menjadi akar dari masalah kesehatan mental seperti kecemasan kronis atau depresi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Sebagai orang tua,
memahami bagaimana menangani ketakutan anak adalah langkah penting untuk memastikan masa depan mereka yang lebih cerah.
Bagaimana Saya Tahu Apakah Ini Hanya Rasa Takut Biasa atau Sesuatu yang Lebih Serius?
Tantangan utama bagi orang tua adalah membedakan antara rasa takut yang wajar sesuai usia,
dengan ketakutan yang memerlukan perhatian lebih.
Bayangkan anak kita takut gelap—hal yang biasa terjadi.
Namun, ketika ketakutan itu disertai mimpi buruk berulang, perubahan perilaku drastis,
atau bahkan ketakutan yang tidak kunjung reda, ini bisa menjadi tanda trauma yang lebih dalam.
Sebagai contoh,
jika anak kita tiba-tiba menolak tidur sendiri karena pernah mendengar cerita menyeramkan,
kamu mungkin menganggap itu hal biasa.
Tetapi jika ketakutan ini terus berlanjut selama berminggu-minggu,
mempengaruhi pola tidurnya, dan membuatnya semakin cemas, ini bisa jadi memerlukan perhatian lebih serius.
Mengapa Penting untuk Mengenali Gejala Ketakutan Serius?
Ketika ketakutan anak berlangsung lama, dampaknya tidak hanya emosional tetapi juga fisik.
Mereka mungkin mengeluh sakit kepala atau sakit perut yang berulang tanpa alasan medis yang jelas.
Ketakutan yang menetap ini bisa menjadi tanda kecemasan mendalam yang berakar dari trauma.
Misalnya,
seorang anak yang mengalami kecelakaan lalu takut bepergian dengan mobil,
jika tidak ditangani, mungkin akan terus menghindari kendaraan bahkan ketika dewasa.
Tanda-Tanda Ketakutan yang Memerlukan Evaluasi Profesional
Durasi dan Intensitas Ketakutan,
Ketakutan yang berlangsung lebih dari enam bulan,
atau semakin parah seiring waktu memerlukan perhatian khusus.
Munculnya Gejala Fisik,
Sakit perut, sakit kepala, atau keluhan fisik lain tanpa alasan medis,
yang jelas sering kali menjadi tanda kecemasan yang mendasari ketakutan.
Mengalami Perubahan Perilaku,
Anak menjadi lebih pendiam, agresif, atau menghindari aktivitas yang sebelumnya mereka nikmati.
Problem Gangguan Tidur,
Anak sering mengalami mimpi buruk atau sulit tidur karena ketakutannya.
Apa yang Bisa Dilakukan Orang Tua?
Untuk membantu anak mengatasi ketakutannya,
langkah pertama adalah mencatat pola perilaku mereka.
Sebuah jurnal harian dapat menjadi alat yang berguna,
untuk memahami apa yang memicu ketakutan anak dan seberapa sering gejalanya muncul.
Dengan mencatat ini, kamu akan dapat memberikan informasi yang lebih jelas kepada seorang profesional,
seperti psikolog anak, jika diperlukan.
Berikut adalah beberapa tips praktis:
Berikan Dukungan Emosional,
Dengarkan cerita anak tanpa menghakimi atau mengabaikan perasaan mereka.
Validasi perasaan mereka dengan mengatakan,
“Ibu mengerti kamu takut. Kita akan cari cara untuk mengatasinya bersama.”
Langkah Kecil dengan Kemenangan Awal,
Mulailah membantu anak menghadapi ketakutannya secara bertahap.
Misalnya, jika anak takut pada anjing,
ajak mereka melihat anjing dari kejauhan sebelum mendekatinya perlahan-lahan.
Latih Keberanian Secara Bertahap,
Dorong anak untuk mencoba hal baru setiap minggu,
seperti bermain di tempat gelap dengan senter untuk melatih keberanian,
mereka menghadapi ketakutan terhadap gelap.
Kapan Harus Mencari Bantuan Profesional?
Jika ketakutan anak tidak kunjung mereda atau bahkan semakin parah,
jangan ragu untuk mencari bantuan profesional.
Psikolog anak dapat membantu dengan teknik,
seperti terapi desensitisasi atau terapi bermain yang dirancang,
untuk membantu anak menghadapi ketakutannya dengan cara yang aman dan mendukung.
Sumber Berita : Diolah Dari Berbagai Sumber
Halaman : 1 2 Selanjutnya